YTTA.ai merupakan sebuah eksperimen The Conversation dalam memperkaya perdebatan publik dengan bantuan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence (AI)).
YTTA.ai menggunakan teknologi generative AI, seperti ChatGPT, DALL·E dan Murf.ai untuk target pembaca muda yang akan memberikan suaranya pada pemilu Februari 2024. Kami menggunakan teknologi AI untuk meringkas artikel dan menjawab pertanyaan pembaca secara interaktif. Jika ada pertanyaan terkait proyek ini, hubungi redaksi@theconversation.com.
Misi utama The Conversation adalah memperkaya perdebatan publik dan mendorong proses pengambilan kebijakan berbasis bukti. Sejak awal berdiri lebih dari 10 tahun yang lalu, kami selalu berinovasi dengan teknologi terbaru untuk mendukung misi kami. Oleh karena itu, The Conversation Indonesia meluncurkan YTTA.ai sebagai proyek perdana yang menggunakan teknologi AI.
Serba-serbi pesta demokrasi terbesar di dunia
Dengar analisisnya:Pemilihan Umum (pemilu) dan Pemilihan Presiden (pilpres) 2024 merupakan momen yang spesial dalam sejarah demokrasi Indonesia dan peranmu sebagai pemilih muda sangat penting di sana.
Ini lima fakta penting tentang pemilu dan pilpres 2024 yang ada kaitannya denganmu:
1. Terbesar di dunia
Pemilu dan pilpres yang akan diadakan secara serentak pada tanggal 14 Februari tahun depan akan menjadi pesta demokrasi terbesar di dunia, dengan lebih dari 200 juta pemilih, atau sekitar 74% dari total populasi Indonesia.
2. Dominasi pemilih muda
Pemilih muda (usia 22-30 tahun) akan menjadi pemilih dominan, mencapai hampir 60% dari total pemilih yang ada.
3. Pemilu dan pilpres serentak
Untuk kedua kalinya, Indonesia akan menyelenggarakan pemilihan presiden dan legislatif secara serentak. Selain pemilih presiden, Indonesia juga akan memilih anggota legislatif di tingkat nasional - Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) - dan tingkat daerah - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
4. Saat musim hujan
Untuk pertama kalinya, pemilu dan pilpres akan diadakan di musim penghujan. Ini akan menimbulkan tantangan logistik yang lebih berat karena di Indonesia, hujan lebat dapat dengan mudah memicu bencana seperti banjir dan tanah longsor.
5. Pilih orang bukan partai
Indonesia kembali menggunakan sistem pemilihan proporsional terbuka - pemilih langsung mencoblos salah satu kandidat di kertas suara. Sistem pencoblosan ini memberi kekuatan lebih kepada pemilih dalam menentukan wakil rakyat, menggantikan sistem tertutup, di mana pemilih hanya memilih partainya saja, sejak 2009.
Cap,cip, cup... Anies, Ganjar, atau Prabowo?
Dengar analisisnya:Sejauh ini sudah ada tiga kandidat presiden mencalonkan diri pada pilpres tahun depan: Anies Bawesdan, Ganjar Prawono, dan Prabowo Subianto
Berdasarkan Survei Indikator Politik yang melibatkan 1.200 orang pada tahun 2021, ada setidaknya tiga temuan menarik:
1. Anies paling populer, tapi...
Anies Baswedan merupakan kandidat paling populer disusul oleh Ganjar Pranowo dan kemudian Prabowo Subianto.
2. Figur daripada partai politik
Anak muda lebih memperhatikan figur pemimpin ketimbang ideologi atas partai politik tertentu. Hal ini menjelaskan mengapa Prabowo yang merupakan ketua Partai Gerindra kurang populer dibanding kedua lawannya.
3. Yang muda yang mau mengubah
Sebagian besar responden menunjukkan ketidakpuasan terhadap kualitas demokrasi dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini dapat memengaruhi preferensi pemilih muda dan mengarahkan mereka pada kandidat yang dianggap lebih mewakili perubahan dan kepentingan anak muda.
Pilih partai yang mana, kawan?
Dengar analisisnya:Selain memilih presiden dan wakil presiden, Sobat TCID akan memilih wakil rakyat di kota tempat tinggalnya.
Apa yang perlu diketahui dari partai-partai yang ada saat ini:
1. Partai digital naik daun!
Partai Solidaritas Indonesia (PSI) sudah mulai implementasikan filosofi digital dengan rilis aplikasi untuk komunikasi politik.
2. Dicari: partai yang antikorupsi.
Riset menunjukkan anak muda lebih kritis dalam memilih wakil rakyat. Mereka menginginkan yang memiliki karakter sederhana dan tidak punya catatan korupsi.
3. Jangan yang hanya selebrasi.
Kaum muda mencari wakil rakyat yang benar-benar memahami bahasa daerah, adat istiadat, dan budaya setempat. Tidak hanya sekadar selebrasi dan datang kampanye dengan mengenakan pakaian daerah.
4. Parpol tua waktunya berbenah.
Parpol-parpol lama perlu belajar mengenai kebutuhan dan gaya komunikasi yang dimiliki oleh pemilih muda dan mulai meninggalkan pemahaman yang menyamakan fungsi media sosial dengan media mainstream.
- Apa kata kaum muda tentang politik? Riset ungkap kriteria figur dan partai yang diidamkan generasi 'zaman now'
- Pemilih muda 2024: apa saja yang dibutuhkan kaum muda menurut survei?
- Indonesia perlu lebih banyak kaum muda ikut kontestasi politik, ini langkah menggaet mereka
- Pemilu 2024: Mengenal "partai digital" dan peran pentingnya dalam meningkatkan partisipasi politik publik